Menurutensiklopedia, berikut adalah sebab -sebab umum terjadinya revolusi perancis , kecuali? pengaruh opini pembaharuan aufklarung dan renaisance. Lihat juga kunci jawaban pertanyaan berikut: Salah satu penyebab meletusnya Revolusi Rusia adalah kekalahan perang Rusia yang memicu ketidakpercayaan kepada pemerintah pada tahun 1905 yaitu melawan? Pengertian Revolusi Perancis menurut Wikipedia Ensiklopedia adalah masa dalam sejarah Perancis antara tahun 1789 sampai dengan 1799, dimana para demokrat dan pendukung republikanisme menjatuhkan monarki absolut di Perancis dan memaksa Gereja Katholik Roma menjalani restrukturisasi yang radikal. Revolusi Perancis yang dalam hal ini terjadi pada periode pada tahun 1789 sampai 1799 telah menimbulkan dampak yang mendalam terhadap perkembangan sejarah modern dunia. Ada beberapa dampak yang diberikan dari Revolusi Perancis terhadap dunia antara lain yaitu Pertumbuhan republik dan demokrasi liberal. Menyebarnya sekularisme. Perkembangan ideologi modern. Dan penemuan gagasan perang total ialah beberapa warisan dari Revolusi Perancis. Sementara itu, peristiwa berikutnya yang juga terkait dengan Revolusi Perancis antara lain yaitu Perang Napoleon, 2 peristiwa restorasi monarki terpisah yaitu Restorasi Bourbon dan Monarki Juli, serta 2 revolusi lainnya pada tahun 1834 dan 1848 yang melahirkan Perancis modern. Lalu bagaimana dampak atau pengaruh Revolusi Perancis di Indonesia..?? Pengaruh Revolusi Perancis Terhadap Indonesia Yang salah satu wilayah yang terkena dampak positif dari terjadinya revolusi Perancis ialah Indonesia. Meskipun pada saat itu kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia “NKRI” dan kemerdekaan Indonesia. Belum menemukan jalannya, namun peristiwa Revolusi Perancis telah memberikan inspirasi bagi para tokoh perjuangan kemerdekaan di Indonesia. Adapun beberapa paham yang turut dijadikan sebagai motor penggerak massa mencari jalan Indonesia dalam kebebasan dan kemerdekaan ialah sebagai berikut Paham Nasionalisme Berdasarkan catatan sejarah yang pernah ada, paham nasionlisme muncul dan berkembang di daratan Eropa. Setelah adanya revolusi Perancis, paham ini menyebar dengan cepat di daratan Asia dan Afrika, tidak terkecuali di Indonesia dalam melawan negara imperialis Barat yaitu Belanda yang telah lama menduduki Indonesia. Boedi Oetomo yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 merupakan salah satu organisasi nasional yang telah mengikuti paham nasionalisme. Sebagai sebuah organisasi nasional pertama di Indonesia, Boedi Oetomo merupakan pelopor dan penyebar paham nasionalisme diseluruh wilayah Indonesia pada saat itu sehingga bermuculanlah organisasi pergerakan nasional di berbagai wilayah tanah air. Paham Demokrasi Walaupun tidak secara langsung terkena dampak dari terjadinya Revolusi Perancis, namun secara tidak langsung paham demokrasi yang mulai muncul di Indonesia pada abad ke-20 merupakan bukti menyebarnya paham demokrasi ke seluruh penjuru dunia. Hal ini dapat dilihat pada saat pemerintah Hindia Belanda yang pada waktu itu berkuasa di Indonesia memutuskan agar kaum bumi putera wajib militer guna memperkuat keamanan. Mendengar keputusan tersebut, maka Boedi Oetomo mengirimkan wakilnya yaitu Dwidjosewoyo untuk melakukan perundingan dan negosiasi terhadap para pemimpin Hindia Belanda di Indonesia. Dari hasil negosisasi tersebut, maka pemerintah Hindia Belanda tidak jadi memberikan wajib militer bagi penduduk pribumi melainkan diganti dengan pendirian Volksraad yaitu Dewan Perwakilan Rakyat Hindia Belanda yang diresmikan pada tanggal 16 Desember 1916. Selain itu, adanya sistem parlemen di Indonesia juga merupakan bukti dari pengaruh paham demokrasi yang didengungkan dari Revolusi Perancis. Bentuk perjuangan dan asas yang dianut dalam sistem parlemen tentunya sedikit banyak terinspirasi oleh perjuangan rakyat Perancis pada masa Revolusi Perancis. Dengan adanya paham ini, maka partai-partai politik di Indonesia mulai bergabung dan membentuk wadah baru yang disebut “Gabungan Politik Indonesia GAPI”, dalam perjuangannya GAPI menyerukan bahwa Indonesia berparlemen. Hal ini dilakukan guna menghindari paham fasisme yang pada saat itu sangat meresahkan dunia khususnya pada masa perang dunia II. Paham Persatuan Revolusi Perancis telah menginspirasi bangsa Indonesia untuk menumbuhkan sikap persatuan dalam perjuangan merebut kemerdekaan. Salah satu bukti awal lahirnya persatuan di Indonesia setelah adanya Revolusi Perancis ialah digunakannya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Hal ini diikrarkan oleh para pemuda Indonesia pada 28 Oktober 1928 yang dikenal dengan “Sumpah Pemuda”. Sejarah Terjadinya Revolusi Perancis Apakah Anda sudah mengetahui tentang Revolusi Perancis, serta bagaimana kejadian yang melatarbelakangi terjadinya Revolusi Perancis? Di sini penulis akan menjelaskan secara umum dan khusus terjadinya Revolusi Perancis, hingga berakhirnya Revolusi Perancis serta pendapat-pendapat para ahli mengenai Revolusi Perancis. Oleh karena itu, penulis berharap dengan adanya artikel mengenai Sejarah Terjadinya Revolusi Perancis, pembaca dapat lebih mengetahui dan memahami mengenai Revolusi Perancis. Mark dan Engels, 1951 . Penyebab Revolusi Perancis Banyak faktor yang melatarbelakangi terjadinya Revolusi Perancis, diantaranya adalah Kemarahan terhadap absolutisme kerajaan. Kemarahan terhadap signeurialisme di kalangan kaun buruh, para petani, dan sampai batas tertentu kaum borjuis. Bangkitnya gagasan-gagasan kaum pencerahan. Utang nasional yang tidak terkendali, yang disebabkan dan diperparah oleh sistem pajak yang tidak seimbang. Situasi ekonomi yang buruk, yang sebagian disebabkan oleh keterlibatan Perancis, dan bantuan terhadap Revolusi Amerika. Kelangkaan makanan di bulan-bulan menjelang revolusi. Kemarahan terhadap hak-hak istimewa kaum bangsawan dan dominasi dalam kehidupan politik oleh kelas profesional yang ambisius. Kebencian terhadap intoleransi agama. Kegagalan Louis XVI menangani gejala-gejala ini secara efektif. Dari banyak faktor yang ada dan sebab-sebab terjadinya Revolusi Perancis yang paling mendominasi adalah karena keserakahan Raja Louis XVI dan Maria Antoinette istri Raja Louis XVI , yang mempergunakan uang rakyat untuk kepentingan pribadinya. Oleh karena itu, ketika rakyat mengetahui tindakan yang dilakukan oleh rajanya yang sewenang-wenang, rakyat mulai memberontak dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan menyerbu penjara Bastille, dan mengambil kebijakan hukuman mati berupa pemenggalan kepada Raja Louis XVI dan istrinya Maria Antoinette. Pada saat menjelang revolusi banyak kerusuhan-kerusuhan yang terjadi yang dilakukan oleh rakyat karena pada saat itu terjadi perebutan kudeta antara rakyat dan rajanya. Terjadinya Perang Revolusi Perancis Tanggal 14 Juli 1789 merupakan puncak kemarahan rakyat yang ditandai dengan penyerbuan dan sekaligus meluluhlantahkan penjara Bastille. Hari itu pula merupakan awal dimulainya revolusi Perancis, yang kelak juga menjadi inspirasi revolusi di sejumlah negara Eropa dan juga revolusi industri. Sebuah era yang menandai hidupnya demokratisasi dalam segala sendi kehidupan. Bastille seakan menjadi hakim yang mewakili ketimpangan sosial. Tak jelas benar apakah revolusi di Iran dan China terinspirasi dari Bastille atau tidak. Bagaimana dengan Indonesia? Menurut seorang ahli sosiologi, Indonesia tidak mempunyai tampang sedikitpun dalam melakukan revolusi. Revolusi di Perancis tak bisa dilepaskan dari sosok Napoleon Bonaparte. Ia terlahir dari keluarga bangsawan, pada tanggal 15 Agustus 1769 di sebuah pulau bernama Corsica. Kecerdasannya, membuat ia melesat cepat di dunia militer. Hampir seluruh daratan Eropa berada dalam genggamannya. Politik, masa menjelang revolusi membawa Perancis secara tak terelakkan ke arah perang terhadap Austria dan sekutu-sekutunya. Sang Raja, kelompok Feuillant, dan Girondin khususnya menginginkan perang. Mereka mengharapkan perang akan menaikkan popularitasnya, mereka juga meramalkan kesempatan untuk memanfaatkan tiap kekalahan, yang hasilnya akan membuatnya lebih kuat. Kelompok Girondin ingin menyebarkan revolusi ke seluruh Eropa. Hanya beberapa Jacobin radikal yang menentang perang, lebih memilih konsolidasi dan mengembangkan revolusi di dalam negeri. Kaisar Austria Leopold II, saudara Marie Antoinette berharap menghindari perang, namun ia meninggal pada tanggal 1 Maret 1792. Perancis menyatakan perang kepada Austria 20 April 1792. Prusia bergabung di pihak Austria beberapa minggu kemudian, maka sejak itu perang Revolusi Perancis telah dimulai. Setelah pertempuran kecil sebagai awal berlangsungnya perang sengit untuk Perancis, maka pertempuran militer yang berarti pada perang itu terjadi dengan adanya Pertempuran Valmy yang terjadi antara Perancis dan Prusia 20 September 1792. Meski hujan lebat menghambat revolusi namun, artileri Perancis membuktikan keunggulannya. Namun, sejak masa itu, Perancis menghadapi huru-hara dan monarki telah menjadi sebagai masa lalu. Berakhirnya Revolusi Perancis Kemudian Revolusi Perancis berhasil ditaklukkan oleh Napoleon Bonaparte, kemudian Napoleon di angkat menjadi kaisar Perancis. Revolusi berhasil menguasai istana, pada tanggal 16 Januari 1793 M. Raja Louis XVI dipenggal dengan pisau Guillotine, kemudian menyusul Maria Antoinette. Perancis di bawah pemerintahan revolusioner membentuk negara, dengan tentara milisi dipimpin Napoleon Bonnaparte yang bersemboyan liberte, egalite, dan fraternette yang diabadikan pada warna bendera biru-putih-merah , sementara itu rakyat terus mengobarkan revolusi, mereka menyanyikan lagu Merseillaise menjadi lagu nasional sekarang. Dalam perjalanan revolusi, Napoleon Bounaparte menjadi “sang Penyelamat”, menyelamatkan Perancis dari gempuran negara-negara berkoalisi, bahkan oleh rakyat kemudian beliau diangkat menjadi kaisar. Pada perang koalisi VI, tahun 1814, Perancis dikalahkan oleh pasukan koalisi dan Napoleon dibuang ke pulau Elba. Pada tahun 1815 Napoleon meloloskan diri dan terjadi perang koalisi ke VII, akhirnya Perancis dapat dikalahkan kembali dan Napoleon dibuang ke pulau St. Helena. Revolusi Perancis membawa pengaruh yang sangat luas , secara politis lahirnya paham-paham baru seperti liberalism, demokrasi, dan nasionalisme sebagai perkembangan dari semboyan revolusi liberte, egalite, dan fraternette. Secara ekonomis, penghapusan sistem ekonomi feodalis, terjadinya industrialisasi di Eropa akibat bloc kade ekonomi Inggris oleh Napoleon, dan Inggris kehilangan pasar di Eropa. Revolusi Perancis tidak hanya membawa pengaruh besar di daratan Eropa tetapi juga telah meluas ke berbagai benua hingga ke Indonesia. Pendapat mengenai Revolusi Perancis Perancis merupakan negeri yang lain daripada yang negeri lain. Perjuangan kelas historis berakhir sebagai penentu, yang secara konsekuen mewujudkan garis-garis besar bentuk politik yang berubah-ubah. Pada zaman pertengahan, Perancis dahulu adalah negeri teladan dalam hal monarki yang bersatu dan bersandar pada pangkat-pangkat sejak zaman Pencerahan ; namun Perancis kemudian menghancurkan feodalisme pada waktu revolusi besar. Perjuangan proletariat yang bangkit menentang borjuasi yang berkuasa secara tajam, dan akurat. Pada suatu negara tidak akan terjadi peperangan, bila dalam negara tersebut ada keselarasan dan saling keterbukaan antara raja atau pemimpinnya dengan rakyatnya. Mereka saling bekerja sama untuk membangun negaranya menjadi negara yang maju. Demikianlah artikel dari mengenai Revolusi Perancis Pengertian, Sejarah, Penyebab Terjadinya, Berakhirnya, Pendapat, dan Pengaruh Terhadap Indonesia, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semuanya. Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari Berikutini adalah sebab-sebab umum terjadinya revolusi Perancis, kecuali A. Pengaruh opini pembaharuan Aufklarung dan Renaissance B. Pengaruh perang kemerdekaan Amerika C. Absolutisme monarki yang sangat buruk (feodalisme, despotisme subtitusi Stelsel) D. Vacuum Of Power E. Krisis keuangan disebabkan pemborosan Raja dan Permaisurinya Jawaban:
- Revolusi Perancis terjadi pada tahun 1789-1799 yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte. Revolusi ini menjadi salah satu revolusi besar dunia yang mampu mengubah tatanan hidup masyarakat, khususnya warga Perancis. Dampak yang diberi dari revolusi ini menimbulkan perubahan yang mendalam terhadap perkembangan sejarah modern. Baca juga Kehidupan Ekonomi pada Masa Orde Baru Penyebab Penyebab utama terjadinya Revolusi Perancis yaitu adanya ketidakpuasan terhadap ancien regime. Ancien regime adalah suatu sistem aristokratik di Perancis di bawah pemerintahan dinasti Valois dan Bourbon pada abad ke-14 sampai 18. Dari masalah tersebut kemudian berimbas dengan adanya perekonomian yang tidak sehat, panen yang buruk, kenaikan harga pangan, dan sistem transportasi yang tidak memadai, sehingga menimbulkan rasa benci dari rakyat terhadap pemerintah. Kebencian terhadap pemerintah ini muncul seiring dengan berkembangnya cita-cita Pencerahan. Pencerahan adalah suatu masa di sekitar abad ke-18 di Eropa yang diketahui memiliki kepercayaan tradisional. Baca juga Raja-Raja Kerajaan Tarumanegara Dampak Revolusi Perancis memberikan banyak dampah terhadap pemerintah Perancis sendiri maupun negara lain, salah satunya Indonesia. Dampak tersebut sebagai berikut

Pernyataanberikut yang bukan merupakan faktor pen RS Rahmat S Pernyataan berikut yang bukan merupakan faktor penyebab terjadinya Revolusi Perancis adalah . a. berkembangnya paham rasionalisme b. pemerintahan yang buruk c. pengaruh revolusi Rusia d. munculnya paham romantisme e. pengaruh perang kemerdekaan Amerika

Sebelum Terjadinya Revolusi Perancis Sebelum raja Louis XVI naik tahta di pemerintah Perancis, Atmosfir sosial pada saat itu di Perancis sudah cukup sadar akan kemiringan sistem pemerintahan monarki absolut, krisis keuangan, dan juga negara yang hampir bangkrut. Karena pengeluaran negara yang lebih besar di bandingkan dengan pendapatan yang mulai menimbulkan pemberontakan satu-persatu. Utama dari krisis tersebut adalah terlibatnya Perancis di dalam perang Tujuh tahun dan perang revolusi Amerika. Pada saat pemerintahan Raja Louis XVI menteri keuangan perancis yang saat itu dijabat oleh pada bulan Mei 1776 di karenakan gagal melaksanakan keungan Perancis guna membebaskan krisis keuangan Perancis pada saat itu. Setahun setelah kejadian pemecatan itu. Jacques Necker yang bernotabene seorang kebangsaan asing yang di tunjuk sebagai Bendahara Negara yang tak resmi karena dirinnya merupakan seorang protestan. Jacques Necker sadar akan banyak ketidak adilan di dalam sistem pajak yang cenderung bersifat regresif. Jacques Necker mendapatkan bukti di lapangan. Bahwa kaum dari bangsawan dan juga pendeta diberikan banyak keringanan dan pengecualian didalam hal pembayaran pajak. Sementara yang miskin dikenakan pajak yang lebih tinggi. Karena hal tersebut menyebabkan pertentangan sosial secara internal. Ketidak mampuan kaum yang miskin membayar pajak yang sangat tinggi jelas menimbulkan pertentangan. Dirinnya mengsusulkan agar ketidak adilan yang terjadi harus di musnahkan. Dengan hak sitimewa kaum bangsawan dan pendeta serta para pejabat di dalam hal pajak. Namun tidak sedikit yang menentang usulan Necker, terutama pejabat Perancis. Posisi Necker yang terus menerus melemahmemaksanya harus turun. Perancis menunjuk bendahara yang baru bernama Charles Axandre de Colonne. Tetapi Colonne juga mendapatkan pertentangan dari pejabat untuk pertama kalinya sejak 1614, Raja louis XVI memanggil Etats -Generaux di tahun 1789. Etats Generaux di bagi atas 3 golongan. Atas pendeta sebagai Etat pertama, Kaum Bangsawan sebagai etat kedua, dan rakyat biasa sebagai Etat Ketiga. Namun Etat ketiga yang berisikan rakyat miskin bersitegang dengan Etat pertama yang merupakan kaum dengan dua Etat lainnya juga tidak berhasil sehinhgga Etats Generaux dianggap gagal. Padahal sudah di putuskan bahwa Raja adalah yang bertindak sebagai penengah. Revolusi Prancis adalah perubahan bentuk pemerintahan Prancis dari kerajaan menjadi republik. Peristiwa ini terjadi pada masa pemerintahan Louis XVI pada abad ke-18. Revolusi ini memiliki semboyan liberte, egalite, fraternite kebebasan, persamaan, persaudaraan. Faktor-faktor penyebab terjadinya revolusi umum dalam bidang politik dan ekonomi Masyarakat Prancis pada waktu itu terbagi atas tiga golongan. Golongan I terdiri atas kaum bangsawan dan raja yang bebas pajak bahkan berhak memungut pajak. Golongan II terdiri atas kaum agama pendeta dan cendikia yang bebas pajak dan mendapat uang gaji dari hasil pajak. Golongan III adalah rakyat biasa yang hanya menjadi objek pajak. Golongan III selalu tertindas karena hak-hak mereka ditekan oleh hak-hak golongan lainnya. Termasuk kesempatan-kesempatan untuk berusaha atau memajukan kehidupan secara ekonomi. Jabatan-jabatan penting sejak zaman pemerintah Louis XIV dipegang oleh kaum bangsawan golongan I yang bersikapsewenang-wenang. Pejabat-pejabat pemerintahan pun diangkat tidak berdasarkan kemampuan, melainkan berdasarkan faktor keturunan. absolut rajaPemerintahan Louis XIV bersifat monarki absolut, di mana raja dianggap selalu benar. Semboyan Louis XIV adalah l'etat c'est moi negara adalah saya. Untuk mempertahankan keabsolutannya itu, ia mendirikan penjara Bastille. Penjara ini diperuntukkan bagi siapa saja yang berani menentang keinginan raja. Penahananjuga dilakukan terhadap orang-orang yang tidak disenangi raja. Mereka ditahan dengan surat penahanan tanpa sebab lettre du cas. Absolutisme Louis XIV tidak terkendali karena kekuasaan raja tidak dibatasi undang-undang. paham baruMenjelang Revolusi Prancis muncul ide-ide atau paham-paham baru yang pada intinya adalah memperjuangkan kebebasan dan pemenuhan hak-hak asasi manusia. Paham-paham ini muncul akibat berbagai tekanan yang menyengsarakan rakyat mulai menimbulkan keinginan-keinginan untuk mencapai kebebasan. Paham-paham yang melatari terjadinya revolusi di Prancis sebagai berikut. Ajaran dari Jean Jasques Rousseau, tokoh pemikir dari Prancis. Dalam bukunya Du Contrat Social, ia menyatakan bahwa menurut kodratnya manusia dilahirkan sama dan merdeka. Buku ini juga memuat tiga prinsip yang di kemudian hari menjadi semboyan Revolusi Prancis, yaitu liberte, egalite, dan fraternite kemerdekaan/kebebasan, persamaan, dan persaudaraan. Ajaran tersebut menyebabkan Rousseau mendapat sebutan Bapak Demokrasi Modern. Montesquieu, yang terpengaruh ajaran John Locke Inggris, menyebarluaskan ajaran Trias Politika, yaitu pembagian kekuasaan menjadi kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Paham Rationalisme dan Aufklarung menuntut orang untuk berpikir rasional masuk akal. Ajaran Voltaire tentang kebebasan. mengalami krisis ekonomiPrancis mengalami kemerosotan ekonomi dan keuangan pada masa pemerintahan Louis XVI. Hal ini disebabkan karena sikap raja dan keluarganya, terutama permaisuri Marie Antoinette, selalu menghambur-hamburkan uang negara untuk berfoya-foya. perang kemerdekaan AmerikaDalam perang kemerdekaannya dari Inggris, Amerika dibantu oleh tentara sukarelawan Prancis yang dipimpin Lafayette. Mereka kemudian terpengaruh oleh napas kemerdekaan Amerika. Nilai-nilai perjuangan kemerdekaan Amerika seperti yang terangkum dalam naskah proklamasinya, Declaration of Independencedisampaikan oleh Thomas Jefferson, yaitu pengakuan atas hak-hak manusia, dengan segera menjalar menjadi paham baru di Prancis. Sebab-sebab khusus Untuk mengatasi krisis ekonomi, raja memanggil Dewan Perwakilan Rakyat Etats Generaux. Dewan ini ternyata tidak mampu mengatasi masalah sebab dalam sidang justru terjadi pertentangan mengenai hak suara. Golongan I dan II menghendaki tiap golongan memiliki satu hak suara, sementara golongan III menghendaki setiap wakil memiliki hak satu suara. Jika dilihat dari proporsi jumlah anggota Etats Generaux yang terdiri atas golongan I, 300 orang, golongan II 300 orang, dan golongan III 600 orang, dapat disimpulkan bahwa golongan I dan II menghendaki agar golongan III kalah suara sehingga rakyat tidak mungkin menang. Jika kehendak golongan III yang dimenangkan, golongan I dan II terancam sebab di antara anggota mereka sendiri ada orang-orang yang bersimpati pada rakyat. revolusi Pada tanggal 17 Juni 1789, anggota Etats Generaux dari golongan III mengadakan sidang sendiri, didukung oleh sebagian kecil anggota dari golongan I dan II. Peserta sidang menyatakan diri sebagai Majelis Nasional yang bertujuan memperjuangkan terbentuknya konstitusi tertulis bagi Prancis. Raja berusaha membubarkan organisasi yang dipimpin Jean Bailly dengan dukungan Comtede Mirabeau ini, baik dengan jalan perundingan maupun dengan kekerasan. Sikap raja yang berusaha membubarkan Majelis Nasional dengan jalan kekerasan menimbulkan kemarahan rakyat dan terjadilah huru-hara. Puncak huru-hara terjadi tanggal 14 Juli 1789, ketika rakyat menyerbu dan meruntuhkan penjara Bastille, lambang kekuasaan mutlak raja. Penyerangan ini didukung oleh Tentara Nasional yang dipimpin Lafayette. Ketika terjadi pemberontakan oleh rakyat, Louis XVI melarikan diri ke luar negeri. Kesempatan ini dipergunakan oleh rakyat untuk membentuk pemerintahan baru yang demokratis. Dewan Perancang Undang-Undang yang terdiri dari Partai Feullant dan Partai Jacobin segera membentuk Konstitusi Prancis pada tahun 1791. Partai Feullant adalah partai yang proraja, sedangkan Partai Jacobin adalah partai yang prorepublik. Partai Jacobin beranggotakan kaum Geronde dan Montague. Partai ini dipimpin oleh tiga sekawan,Robespiere, Marat, Danton. Keadaan negara yang semakin berbahaya membuat Dewan Legislatif membentuk pemerintahan republik pada tanggal 22 September 1792. Raja Louis XVI dan istrinya dijatuhi hukuman pancung dengan quillotinepada tanggal 22 Januari 1793. Masa Republik Prancis I disebut masa Convention, presidennya adalah Robespierre. Pemerintahan Robespierre yang berasal dari kaum Montague ternyata menjalankan pemerintahan yang kejam pemerintahan teror yang mengakibatkan banyak korban. Akibat kebijakan pemerintah yang kejam, rakyat mulai tidak senang. Oleh karena Gironde, Robespierre ditangkap dan dijatuhi hukuman pancung dengan quillotine. Kaum Gironde kaum borjuis yang kaya tanah kemudian membentuk pemerintahan Directoire yang dipegang oleh Barros, Moulin, Seiyes, Roger, dan Ducos. Directoire memiliki wewenang mengatur masalah ekonomi, politik, sosial, pertahanan keamanan, dan keagamaan. Karena setiap anggota memiliki wewenang yang sama, terjadi persaingan dalam pemerintahan yang menimbulkan krisis kewibawaan, korupsi, dan runtuhnya kepercayaan rakyat. Dalam keadaan demikian, muncul seorang tokoh militer yangterkenal, yaitu Napoleon Bonaparte. 3. Pemerintahan Napoleon Bonaparte Kemunculan nama Napoleon Bonaparte ini diawali dengan konspirasi dari Abbe Sieyes, anggota senior Majelis Nasional dan Convention. Ia merencanakan suatu konstitusi yang dapat menggabungkan kemerdekaan dan stabilitas. Napoleon Bonaparte yang saat itu dikenal sebagai pahlawan perang dianggap menjadi kandidat yang paling sesuai untuk memperoleh dukungan militer terhadap kudeta yang akan dilaksanakan. Kudeta berhasil dilakukan pada tanggal 9 – 10 November 1799. Setelah itu, dibentuklah pemerintahan konsulat, yaitu pemerintahan yang dipimpin tiga orang konsul Napoleon Bonaparte, Cambaceres, dan Lebrun. Namun, dalam perjalanannya, Napoleon menyingkirkan teman-temannya, menjadi satu-satunya anggota konsulat, dan mengangkat dirinya menjadi konsul seumur hidup. Pada tahun 1803, Napoleon diangkat menjadi kaisar atas putusan sidang Dewan Legislatif. Penobatannya dilakukan padatanggal 2 Desember 1804 oleh Paus Pius VII. Dalam masa pemerintahannya, Napoleon melakukan hal-hal berikut. Membentuk pemerintahan yang stabil dengan membuat Undang-Undang Hukum Perdata Code Civil. Menciptakan buku hukum Code Civil, Code Penal, dan Code Commerce. Mengembalikan perdamaian di negara Prancis. Meningkatkan kesejahteraan rakyat. Mengadakan Continental Stelsel 1806, yakni larangan negara-negara di daratan Eropa untuk berdagang dengan Inggris blokade ekonomi. Tujuannya adalah untuk melemahkan ekonomi Inggris. Usaha ini tidak berhasil karena Rusia tetap menjual gandum kepada Inggris. Menyerang ke Mesir 1798 dan Rusia 1812, tetapi tidak berhasil karena tentaranya banyak yang mati kedinginan. Mengadakan perang melawan koalisi raja-raja Eropa. Napoleon bercita-cita untuk memperluas dominasi Prancis atas Benua Eropa dan menjadikannya kekuatan yang diperhitungkan di dunia. Untuk mencapai cita-citanya itu, ia melakukan invasi ke negara-negara Eropa lainnya. Tentu saja politik Napoleon ini mendapat perlawanan dari negara-negara yang diserangnya. Raja-raja dari negara-negara tersebut lalu membentuk koalisi. Perang antara Prancis dan koalisi negara-negara Eropa tujuan invasinya disebut Perang Koalisi. Kronologi Perang Koalisi tersebut sebagaiberikut. Perang Koalisi I 1792 – 1797 Koalisi ini diikuti oleh Austria, Prusia, Inggris, Spanyol, Belanda, dan Sardinia. Koalisi ini mampu dikalahkan Napoleon, kecuali Inggris. Napoleon berusaha melawan Inggris dengan cara menyerbu Mesir dan menyerbu langsung ke Inggris. Perang Koalisi II 1799 – 1802 Koalisi ini diikuti Austria, Rusia, Inggris, dan Turki. Austria, Rusia, dan Turki dihancurkan pada tahun 1800. Perang lalu dihentikan dengan perjanjian Amiens 1802. Pada saat inilah, Napoleon mengangkat dirinya sebagai konsul seumur hidup. Perang Koalisi III 1805 Koalisi ini diikuti oleh Austria, Rusia, Inggris, dan Swedia. Napoleon memusatkan kekuatan tentaranya di Boulogne untuk menyerang Inggris dan angkatan laut di Cadiz. Laksamana Nelson dari Inggris gugur dalam pertempuran tersebut. Perang Koalisi IV 1806 – 1807 Koalisi ini diikuti Prusia, Rusia, dan Inggris. Dalam perang ini, Napoleon berhasil memikat hati Turki untuk memihak Prancis dan menyerang Rusia. Prusia dihantam habis oleh Napoleon di Friesland 1807. Dari Prusia, Napoleon dapat menghancurkan Rusia. Untuk menghancurkan Inggris, mulai diberlakukan Continental Stelsel. Perang Koalisi V 1809 Koalisi ini diikuti Austria, Inggris, Spanyol, dan Portugal. Dalam perang ini, Austria memodernkan tentaranya dan sekali lagi mencoba mengadu kekuatan dengan Napoleon. Napoleon berhasil menghancurkan pasukan Austria sampai benar-benar habis kekuatannya dalam pertempuran di Wagram 1809. Perang Koalisi VI 1812 – 1813 Koalisi ini diikuti Rusia, Inggris, Swedia, Austria, Spanyol, dan Prusia. Pada tahun 1812, Napoleon menyerbu Rusia dengan mengerahkan orang tentara. Maksud penyerbuan ini adalah untuk menghukum Rusia yang melanggar Continental Stelsel. Namun, pada tahun 1813, Napoleon dikalahkan dalam pertempuran di Leipzig dan ditangkap. Setelah kekalahannya dalam pertempuran di Leipzig, Napoleon dibuang ke Pulau Elba. Pengasingan ini tidak melemahkan perjuangan Napoleon. Ia berhasil meloloskan diri dan kembali menyatakan diri sebagai kaisar selama 100 hari. Pada tanggal 8 Juni 1815 terjadi pertempuran di Waterloo. Napoleon kembali tertangkap dan diasingkan ke Pulau St. Helena sampai meninggal pada tanggal 5 Mei 1821. Jenazahnya diawetkan di Hotel des Invalides, Paris. Usai perang tersebut, bangsa-bangsa Eropa yang berkoalisi melawan Prancis lalumengadakan Kongres Wina 1815 dengan tujuan mengembalikan kondisi daratan Eropa ke keadaan sebelum perang dan menghukum Prancis. Isi keputusan Kongres Wina sebagai berikut. Austria kehilangan Belanda bagian selatan dan sebagai gantinya memperoleh Lombardia. Membentuk Konfederasi Jerman Deutsche Bond yang terdiri dari 39 negara kuat. Italia dipecah menjadi wilayah-wilayah yang lebih kecil agar tidak tumbuh menjadi negara yang kuat. Rusia mendapatkan wilayah Finlandia dan bagian timur Polandia. Inggris mendapat wilayah Ceylon, Malta, dan Holgeland. Belanda dibagi menjadi Belanda Utara dan Belanda Selatan. Swedia melepaskan Finlandia dan mendapatkan Norwegia. 4. Akibat Revolusi Prancis Akibat atau dampak Revolusi Prancis di dalam negeri dapat dipetakan sebagai Bidang politikRevolusi Prancis membawa perubahan dalam sistem pemerintahan yang semula berupa monarki absolut menjadi pemerintahan yang demokratis. Hak asasi manusia diakui dan dihormati. Konstitusi atau undang-undang dasar merupakan kekuasaan yang tertinggi. Muncul pula ide-ide republik, suatu bentuk pemerintahan yang melayani kepentingan umum, dan prinsip-prinsip berikut. Demokrasi, yaitu prinsip bahwa setiap manusia dilahirkan dengan hak yang sama dalam kehidupan bernegara. Hak yang dimaksud adalah hak bersuara, mengemukakan pendapat, berserikat, dan berkumpul. Perasaan nasionalisme sesuai dengan semboyan Revolusi PrancisLiberte, Egalite, Fraternite kebebasan, persamaan, dan persaudaraan. Prinsip ini membangkitkan jiwa persatuan yang menjadi kekuatan dalam menghadapi segala bahaya yang mengancam negara. b. Bidang ekonomiBeberapa akibat adanya Revolusi Prancis dalam bidang ekonomi sebagai berikut. Petani menjadi pemilik tanah kembali. Penghapusan pajak feodal. Penghapusan gilde. Timbulnya industri besar c. Bidang sosialAkibat-akibat dalam bidang sosial, antara lain, dihapuskannya feodalisme, adanya susunan masyarakat yang baru, dan adanya pendidikan dan pengajaran yang merata untuk semua lapisan masyarakat. Adapun akibat atau dampak Revolusi Prancis terhadap dunia, termasuk dalamperjuangan pergerakan bangsa Indonesia, sebagai berikut. Penyebaran ide liberalisme. Adanya penyebaran paham demokrasi di tengah kehidupan bernegara. Berkembangnya ide nasionalisme. Proses Terjadinya revolusi Perancis Latar belakang dari terjadinnya Revolusi Perancis sangat jelas bahwa kepala pemerintahan lah yang memegang kekuasaan. Raja yang di tuntut harus bisa mengatasi masalah tersebut. Cara yang di lakukan oleh raja adalah dengan memanggil Dewan Perwakilan Rakyat atau Etats Generaux untuk melakukan persidangan. Namun kenyaataan dari sidang tersebut menghasilkan perdebatan dan pertentangan terhadap hak suara. Setiap golongan mempunyai satu hak suara dan dimana golongan I dan II menghendakinnya. Dan golonga III berkehendak untuk setiap wakil mempunyai hak satu suara. Karena hal tersebut, bila dilihat dari proporsi dari jumlah anggota kelompok Etats Generaux. Yaitu golongan I yang terdiri atas 300 orang, golongan II terdiri dari 300 orang, serta golongan III yang terdiri dari 600 orang. Bisa disimpulkan jika dari golongan I dan II mengehendaki kemenangan suara. Karena memang dari golongan III hanya memiliki suara yang sangat sedikit. Di sisi yang lain, jika kehendak dari golongan III yang akan menang. Maka golongan I dan Golongan II akan terancam, karena ada anggota yang memang pro terhadap rakyat. Setelah persidangan dilaksanakan yang mengalami berbagai halangan tersebut pada 17 Juni 1789. Anggota Etats Generaux yang berasal dari golongan III kemudian mengadakan kembali sidang tersendiri. Dari persidangan tersendiri itu mendapatkan dukungan dari berbagai sebagian kecil anggota dari anggota I dan II. Majelis Nasional disebut dalam persidangan ini, yang juga memiliki tujuan sama untuk memperjuangkan agar terbentuk konstitusitertulis terhadap negara perancis. Karena adanya perkumpulan tersebut, tentu saja raja berusaha untuk membubarkan organisasi yang di pimpin Jean Bailly atas dukungan Comtede Mirabeau. Selain menggunakan perundingan, pembubaran dilakukan secara kekerasan. Karena kekerasan yang raja lakukan, tentu saja membuat rakyat sangat marah. Dan terjadilah huru-hara yang pada 14 Juli 1789 rakyat yang diserbu dan meruntuhkan penjara Bastile. Louis XVI melarikan diri ke luar negeri saat terjadi pemberontakan ini. Dan menjadi kesempatan emas agar rakyat bisa membentuk pemerintahan baru dengan sifat demokratis. Dengan demikian Dewan Perancang Undang-Undang. Yakni yang terdiri dari Partai Feullant dan paratai Jacobin kemudian membentuk Konstitusi Perancis pada tahun 1791. Tidak sampai disitu saja, Partai Feullant merupakan partai yang poraja, dan Partai Jacobin yang lebih pro kepada republik. Yang beranggotakan kaum Montague dan Geronde yang di pimpin oleh tiga sekawan, yaitu Robespiere, Danton, dan Marat. Pada akhir 22 Januari 1793 Raja Louis XVI dan juga istrinya di jatuhi hukuman mati dengan cara dipancung oleh Quillotine. Perancis mengalami beberapa jenis pemerintahan setelah raja Lous XVI dan istrinya dijatuhi hukuman mati seperti Pemerintahan Monarki konstitusional, Tahun 1789-1793 Huru-hara yang terjadi pada puncak letusan Revolusi Perancis pada tanggal 14 Juli 1789. Menjadi awal dari langkah untuk mengambil pemerintahan Revolusi Perancis. Yaitu dengan membentuk Pasukan Keamanan Nasional yang dipimpin oleh jenderal Lafayette. Dengan kekuasaan tersebut Jenderal Lafayette membentuk Majelis Konstituante untuk mengahapus hak-hak istimewa raja, pemimpin gereja, serta para bangsawan. Dan kemudian lahirlah semboyan baru dari rakyat yang di kumandangkan oleh Rousseau, yakni “Liberte, egalite dan Fraternite”. Dewan Undang-undang yang terdiri atas partai Feullant dan pro terhadap pemerintahan raja absolut. Sedangkan dari partai Jacobin yang berkehendak untuk membentuk suatu negara republik. Namun meninggalnya Louis XVI akhirnya negara Perancis menggunakan pemerintahan republik. Konferensi Nasional atau Pemerintahan Teror, Tahun 1793-1794 Setelah menggunakan sistem pemerintahan republik, lalu menggunakan sistem pemerintahan teror. Namun pada saat ini pemerintah cenderung bersikap radikal, keras dan tegas demi menyelamatkan negara. Di bawah pimpinan Robespierre yang berasal dari kelompok Montagne, orang yang kontra dengan Revolusi maka akan dianggap musuh oleh Perancis. Oleh karena itu hanya berkisar waktu 1 tahun saja sudah ada orang Perancis yang dieksekusi mati. Termasuk permaisuri Louis XVI yaitu Marie Antoinette. Pemerintahan Direktorat atau Direktori, Tahun 1795-1799 Sama dengan namanya, pada masa pemerintahan Direktori ini. Pemerintahan yang di pimpin oleh direktur terbaik yaitu yang terdiri atas lima orang warga terbaik. Dan masing-masing Direktur tersebut mempunyai wewenang untuk mengatur masalah politiksosial, keagamaan, ekonomi dan petahanan-pertahan. Direktori ini tidak dilakukan secara demokratis, karena suatu hak pilihnya hanya diberikan kepada pria dewasa saja yang telah membayar pajak. Oleh karena itu penduduk miskin tidak bisa berpartisipasi karena tidak membayar pajak dan tidak mempunyai hak suara. Tentu saja rakyat menjadi tidak percaya, karena sering terjadi korupsi yang akan dilakukan oleh nasional Perancis menjadi rusak. Pemerintahan Konsulat, tahun 1799-1804 Didalam pemerintahan konsulat di bagi menjadi tiga bagian. Yaitu Napoleon Konsulat I, Cambaseres menjadi konsulat II, dan Lebrun menjadi konsulat ke III. Namun disaat perjalanan pemerintahan ini. Napolean bisa memerintah negara sendiri. Dimana pada saat kepemimpinannya Konsulat Napoleon, Perancis bisa meraih puncak kejayaannya. Masa Pemerintahan Kaisar, Tahun 1804-1815 Didalam keberhasilan Napoleon dalam memimpin, sistem pemerintahan dirubah menjadi kaisar yang sifatnya absolut. Tetapi pemerintahan ini tidak disukai oleh rakyat. Karena Napoleon mempunyai suatu keiginan untuk mengubah kembali kekuasaan raja dengan sistem yang turun-temurun serta menguasai seluruh daratan Eropa. hal tersebut ditandai dengan memilih saudara-saudaranya menjadi wakil negara di suatu wilayah taklukanya. Pemerintahan ini disebut dengan pemerintahan Nepotisme Pemerintahan kekaisaran berakhir dengan Napoleon ditangkap pada tahun 1814 disaat kalah dengan negara-negara koalisi dan dibuang di pulau Elba. Karena kecerdikan Napoleon, dirinya bisa kabur dan memimpin kembali pasukan Perancis untuk melawan tentara koalisi dalam jangka waktu 100 hari. Tetepai karena kekuatan militer yang tidak seimbang, akhirnya Napoleon kalah didalam pertempuran di Waterloo pada tahun 1915. Napoleon dibuang ke pulau terpencil di Pasifik bagian selatan, St. Helena dan berakhir meninggal pada tahun 1821. Pemerintahan Reaksioner Setelah kekalahan Napoleon dan di tangkap pada tahun 1814 dengan negara koalisi dan dibuang ke pulau terpencil. Kemudian sistem pemerintahan Perancis di ganti dengan sistem pemerintahan Reaksioner, dimana rakyat memberikan kesempatan untuk keturunan raja Louis XVIII. Agar bisa menjadi raja kembali dan memimpin Prancis sekitar pada waktu 1815-1842 Daftar Pustaka Wardaya. 2009. Cakrawala Sejarah 2 untuk SMA / MA Kelas XI Program IPS . Jakarta Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Penelusuran yang terkait dengan Revolusi Prancis pengaruh revolusi prancis jalannya revolusi prancis dampak revolusi prancis bagi indonesia dampak revolusi perancis proses terjadinya revolusi perancis penyebab revolusi perancis tokoh revolusi perancis dampak revolusi prancis dalam bidang sosial adalah makalah revolusi perancis latar belakang revolusi perancis simbol keberhasilan revolusi perancis adalah pertanyaan tentang revolusi prancis brainly
Berikutini yang bukan merupakan faktor pemicu meletusnya Revolusi Rusia tahun 1917 adalah . A. adanya aliran-aliran yang menentang Tsar B. kekalahan Rusia dalam Perang melawan Jepang

Sejarah Revolusi Perancis Revolusi Perancis merupakan periode sosial radikal dan pergolakan politik di Prancis yang mempunyai dampak abadi pada sejarah Prancis, dan lebih luas lagi, terhadap Eropa secara keseluruhan. Monarki absolut yang telah memerintah Prancis selama berabad-abad runtuh dalam waktu tiga tahun. Orang-orang Prancis mengalami transformasi sosial politik epik; feodalisme, aristokrasi, dan monarki absolut dihancurkan oleh kelompok-kelompok politik kiri radikal, oleh massa di jalanan, dan oleh komunitas petani pedesaan. Gagasan-gagasan lama yang terkait dengan tradisi dan hierarki monarki, aristokrat, dan Gereja Katolik tiba-tiba digulingkan dan digantikan oleh prinsip-prinsip baru kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan. Ketakutan akan penggulingan itu menyebar ke monarki-monarki lain di seluruh Eropa, yang berusaha memulihkan tradisi monarki lama untuk mencegah pemberontakan rakyat. Konflik antara pendukung dan penentang Revolusi berlanjut sepanjang dua abad selanjutnya. Latar Belakang Lahirnya Revolusi Perancis Para bangsawan memainkan peran yang sangat penting dalam bidang politik, jadi semuanya ditentukan oleh kaum bangsawan sementara raja hanya mengizinkannya. Ketidakadilan dalam politik dapat dilihat dari pemilihan pegawai pemerintah berdasarkan keturunan dan bukan berdasarkan profesi atau keahlian. Ini menyebabkan administrasi negara kacau dan mengakibatkan korupsi. Ketidakadilan politik lainnya tidak memungkinkan komunitas kecil untuk berpartisipasi dalam kegiatan pemerintah. Proses Sejarah Revolusi Perancis Para bangsawan memainkan peran yang sangat penting dalam bidang politik, jadi semuanya ditentukan oleh kaum bangsawan sementara raja hanya mengizinkannya. Ketidakadilan dalam politik dapat dilihat dari pemilihan pegawai pemerintah berdasarkan keturunan dan bukan berdasarkan profesi atau keahlian. Ini menyebabkan administrasi negara kacau dan mengakibatkan korupsi. Ketidakadilan politik lainnya tidak memungkinkan komunitas kecil untuk berpartisipasi dalam kegiatan pemerintah. Lemahnya Wibawa Raja Perancis Raja-raja Prancis yaitu Louis XV dan XVI menyadari ada masalah keuangan negara bisa diatasi jika setiap orang atau kelompok membayar pajak. Namun, karena mereka tidak memiliki wewenang untuk mengambil tindakan terhadap kelompok I dan II, kelompok tersebut masih memiliki hak khusus dan bebas dari pajak. Munculnya Filsuf-filsuf Pembaharu Pada pertengahan abad ke-18, penulis dan filsuf terkenal muncul. Tulisan-tulisan yang mereka buat menyentuh kelemahan dan kesalahan pemerintah, seperti ketidakadilan sosial, politik dan ekonomi. Tokoh-tokoh pembaharu tersebut meliputi Montesquieu, yang menulis buku berjudul Lesprit des Lois Jiwa Undang-undang yang menjelaskan sejarah hukum dan peraturan pemerintah bersama dengan kekuatan dan kelemahan mereka. Inti dari buku ini menjelaskan kekuatan negara dibagi menjadi tiga kekuatan, yaitu legislatif, eksekutif dan peradilan yang dikenal sebagai Trias Politica. Voltaire, seorang tokoh pembaharu yang kritis terhadap pemerintah. Dia mengkritik peraturan negara dan menyatakan bahwa pemerintahan Raja Louis XVI bukanlah pemerintahan yang demokratis tetapi pemerintahan otokratis yang berpusat pada kekuasaan raja. Dalam hal ini raja menjalankan pemerintahan bukan untuk kepentingan rakyat tetapi untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Rousseau, seorang filsuf yang menaruh perhatian pada implementasi kedaulatan dan kesetaraan rakyat dan menganjurkan agar Prancis menerapkan sistem pemerintahan yang demokratis. Untuk gagasan ini ia dianggap sebagai “Bapak Demokrasi Modern”. Kelahiran Revolusi Perancis Penyerangan ke Penjara Bastille Seperti disebutkan di atas, salah satu alasan Revolusi Prancis adalah masalah keuangan. Sebagai tindak lanjut dalam mengatasi masalah keuangan, Raja Louis XVI mencoba menerapkan pajak pada Kelompok I dan II. Namun tindakan ini gagal karena tidak disetujui oleh kaum bangsawan. Kelompok ini berpendapat bahwa semua pajak baru yang akan diterapkan harus disetujui oleh Estates General atau Badan Legislatif yang merupakan badan perwakilan dari tiga kelompok Perancis. Masyarakat Prancis berharap Estates General bisa berperan dalam kehidupan politik di Prancis. Tetapi, di tubuh Estates General ada ketidaksepakatan tentang pemungutan suara di antara tiga kelompok. Kelompok I dan II ingin memilih berdasarkan kelompok mereka perkebunan. Sementara kelompok III menyadari bahwa ada jauh lebih banyak angka dan perlu pemungutan suara untuk dilakukan secara individual. Perselisihan berakhir dengan pengusiran anggota kelompok III dari tempat pertemuan sidang oleh Louis XVI. Grup III akhirnya bersidang di lapangan tenis tertutup jeu de pume. Di tempat itu mereka membentuk Majelis Nasional atas saran Abbe Syies pada 17 Juni 1789. Ini dianggap sebagai awal dimulainya Revolusi Perancis. Tuntutan Dewan Nasional menuntut peran politik besar dalam pemerintahan dan pengakuan hak-hak mereka dan meminta pembentukan undang-undang atau konstitusi untuk Prancis dengan sumpah Jeu de Paume. Pada 9 Juli 1789, Dewan Nasional Konstituante dibentuk, yang terdiri dari perwakilan semua kelompok yang bertugas merancang konstitusi. Kelahiran lembaga ini menunjukkan posisi dan otoritas lemahnya kedudukan dan kewibawaan Raja Louis XVI dari Assembly National. Bastille ialah benteng kota Paris yang dibangun pada tahun 1300. Benteng itu diubah menjadi penjara bagi tahanan politik yang membahayakan kekuasaan raja. Serangan terhadap penduduk Prancis di penjara Bastille dimotivasi oleh berita tentang mengumpulkan pasukan kerajaan untuk membubarkan Dewan Nasional dan melawan revolusi. Alasan lain untuk invasi populasi penjara Bastille adalah bahwa raja bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat, rakyat ingin menghancurkan simbol kekuasaan raja, rakyat ingin membebaskan para pemimpin politik dan pemimpin di penjara dengan total 7 orang. Melalui deklarasi ini rakyat Perancis mempunyai hak untuk kebebasan merdeka, hak milik, hak keamanan dan hak untuk perlindungan dari tindakan kekerasan. Dalam deklarasi ini juga dinyatakan bahwa semua orang memiliki kesetaraan di hadapan hukum, memiliki hak untuk berbicara, memilih agama dan kebebasan pers. Inti dari deklarasi ini mengacu pada ajaran Rousseau yang berisi prinsip-prinsip kedaulatan rakyat, kemerdekaan, persaudaraan, dan kesetaraan. Penyebab Revolusi Prancis Salah satu penyebab meletusnya Revolusi Prancis merupakan masalah keuangan yang dikarenakan pengeluaran berlebihan oleh raja-raja Prancis di 1600-1700-an. Untuk mengatasi masalah ini, raja Prancis menggunakan sistem pajak untuk rakyatnya. Namun, sistem pajak yang digunakan tidak mampu memberikan keadilan bagi rakyatnya. Grup I dan II bebas pajak. Beberapa borjuis kaya juga bebas pajak dengan membeli lisensi bebas pajak, sementara kelompok III, yaitu petani dan buruh, dikenakan semua jenis pajak termasuk pajak mereka sendiri, pajak penghasilan, pajak tanah dan rumah, pajak garam, dan pajak anggur. Dampak Revolusi Prancis Secara politis Revolusi Prancis telah menghasilkan perkembangan liberalisme yang membutuhkan demokrasi dan kebebasan individu, kelahiran republik yang demokratis, munculnya tindakan revolusioner untuk menentang penguasa absolut. Prancis yang semula absolut kekuasaan raja tak terbatas menjadi negara demokratis negara yang memiliki undang-undang dan memiliki Dewan Perwakilan Rakyat. Revolusi ekonomi Perancis sudah meyebabkan penghapusan sistem pajak feodal, pengembangan industri modern, keluarnya sistem perdagangan bebas dan keadilan dalam sistem perpajakan. Revolusi Perancis sosial-budaya telah mengakibatkan penghapusan feodalisme, munculnya kelas baru orang-orang tanpa kelas, upaya untuk mendistribusikan pendidikan dan pengajaran, keberadaan kebebasan beragama, dan langkah-langkah yang diambil oleh banyak negara lain. Demikian penjelasan artikel diatas tentang Sejarah Revolusi Perancis Beserta Proses, Dampak Dan Penyebabnya semoga dapat bermanfaat untuk seluruh pembaca Baca Juga Sejarah Organisasi Papua Merdeka Dilarang Di Indonesia Dan Perkembangannya Sejarah Peradaban Babilonia Serta Dinasti, Seni Rupa Dan Asal Usulnya Sejarah Perbudakan Di Indonesia Serta Contoh Dan Penyebabnya Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari

2 Berikut ini yang bukan merupakan penyebab revolusi prancis adalah? a. pemerintahan Raja Louis XVI yang sewenang-wenang b. Pemungutan pajak yg terlalu memberatkan rakyat c. defisit keuangan negara akibat sifat boros dari keluarga kerajaan d.kebijakan raja yg memihak rakyat e. Adanya madam defisit marie antoinette 2 Lihat jawaban Iklan Berikut ini yang bukan merupakan penyebab Revolusi Prancis adalah? Pemerintahan Raja Louis XVI yang sewenang-wenang terhadap rakyat Prancis Pemungutan pajak yang terlalu memberatkan rakyat Defisit keuangan negara akibat sifat boros dari keluarga kerajaan Kebijakan raja yang memihak rakyat Adanya madam defisit yaitu Marie Antoinette Jawaban D. Kebijakan raja yang memihak rakyat Dilansir dari Encyclopedia Britannica, berikut ini yang bukan merupakan penyebab revolusi prancis adalah kebijakan raja yang memihak rakyat. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Perang Revolusi Amerika terjadi pada tahun 1775-1783 yang dikenal sebagai Perang Kemerdekaan Amerika. Perang ini terjadi antara? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap. REVOLUSIPrancis merupakan salah satu dari revolusi besar dunia yang mengubah tatanan kehidupan masyarakat terutama untuk masyarakat Prancis. Peristiwa itu terjadi pada 1789-1799. Penyebab terjadinya peristiwa ini adalah adanya ketidakpuasan terhadap rezim. Rezim Ancien adalah suatu sistem aristokratik di Prancis di bawah pemerintahan dinasti Valois dan Bourbon pada abad ke-14 sampai abad ke-18. Revolusi Perancis terjadi pada tahun 1789-1799 yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte. Revolusi ini menjadi salah satu revolusi besar dunia yang mampu mengubah tatanan hidup masyarakat, khususnya warga Perancis. Dampak yang diberi dari revolusi Perancis menimbulkan perubahan yang mendalam terhadap perkembangan sejarah modern. Penyebab Revolusi PerancisTerjadinya Revolusi PerancisBerakhirnya Revolusi PerancisDampak Revolusi Perancis1. Bidang Politik2. Bidang Sosial3. Bidang EkonomiDampak Revolusi Perancis pada Indonesia Penyebab utama terjadinya Revolusi Perancis adalah adanya ketidakpuasan terhadap “Ancien Regime”. Anciem regime yaitu suatu sistem aristokratik di Perancis, dibawah pemerintahan dinasti Valois dan Bourbon pada abad ke-14 sampai 18. Dari masalah itu, lalu berimbas dengan adanya perekonomian yang tidak sehat, panen yang buruk, kenaikan harga pangan, dan sistem transportasi yang tidak memadai. Sehingga, menimbulkan rasa benci dari rakyat terhadap pemerintah. Kebencian terhadap pemerintah ini, muncul seiring dengan berkembangnya cita-cita pencerahan. Pencerahan yaitu suatu masa di sekitar abad ke-18 di Eropa yang diketahui memiliki kepercayaan tradisional. Selain itu, banyak faktor yang melatarbelakangi terjadinya revolusi Perancis, diantaranya yaitu Kemarahan terhadap absolutisme kerajaan. Kemarahan terhadap signeurialisme di kalangan kaum buruh, para petani, dan sampai batas tertentu kaum borjuis. Bangkitnya gagasan-gagasan kaum pencerahan. Utang nasional yang tidak terkendali, yang disebabkan dan diperparah oleh sistem pajak yang tidak seimbang. Situasi ekonomi yang buruk, yang sebagian disebabkan oleh keterlibatan Perancis, dan bantuan terhadap Revolusi Amerika. Kelangkaan makanan di bulan-bulan menjelang revolusi. Kemarahan terhadap hak-hak istimewa kaum bangsawan dan dominasi dalam kehidupan politik oleh kelas profesional yang ambisius. Kebencian terhadap intoleransi agama. Kegagalan Louis XVI menangani gejala-gejala ini secara efektif. Terjadinya Revolusi Perancis Pada 14 Juli 1789 yaitu puncak kemarahan rakyat yang ditandai dengan penyerbuan dan sekaligus meluluhlantahkan penjara Bastille. Hari itu juga adalah awal dimulainya revolusi Perancis, yang kelak menjadi inspirasi revolusi di sejumlah negara Eropa dan revolusi industri. Sebuah era yang menandai hidupnya demokratisasi dalam segala sendi kehidupan. Bastille seakan menjadi hakim yang mewakili ketimpangan sosial. Tidak jelas benar apakah revolusi di Iran dan China terinspirasi dari Bastille atau tidak. Bagaimana dengan Indonesia? Menurut seorang ahli sosiologi, Indonesia tidak memiliki tampang sedikitpun dalam melakukan revolusi. Revolusi di Perancis tidak bisa dilepaskan dari sosok Napoleon Bonaparte. Dia terlahir dari keluarga bangsawan, pada 15 Agustus 1769 di sebuah pulau bernama Corsica. Kecerdasannya, membuat dia melesat cepat di dunia militer. Hampir seluruh daratan Eropa berada dalam genggamannya. Politik, masa menjelang revolusi membawa Perancis secara tidak terelakkan ke arah perang terhadap Austria dan sekutu-sekutunya. Sang Raja, kelompok Feuillant, dan Girondin khususnya menginginkan perang. Mereka mengharapkan perang akan menaikkan popularitasnya, mereka juga meramalkan kesempatan buat memanfaatkan tiap kekalahan, yang hasilnya akan membuatnya lebih kuat. Kelompok Girondin ingin menyebarkan revolusi ke seluruh Eropa. Cuma beberapa Jacobin radikal yang menentang perang, lebih memilih konsolidasi dan mengembangkan revolusi didalam negeri. Kaisar Austria Leopold II, saudara Marie Antoinette berharap menghindari perang, namun ia meninggal pada tanggal 1 Maret 1792. Perancis menyatakan perang pada Austria 20 April 1792. Prusia bergabung di pihak Austria beberapa minggu kemudian, maka sejak itu perang Revolusi Perancis telah dimulai. Setelah pertempuran kecil sebagai awal berlangsungnya perang sengit buat Perancis, maka pertempuran militer yang berarti pada perang itu terjadi dengan adanya Pertempuran Valmy antara Perancis dan Prusia 20 September 1792. Meski hujan lebat menghambat revolusi, tetapi artileri Perancis membuktikan keunggulannya. Tapi sejak masa itu, Perancis menghadapi huru-hara dan monarki udah menjadi sebagai masa lalu. Berakhirnya Revolusi Perancis Lalu, revolusi Perancis berhasil ditaklukkan oleh Napoleon Bonaparte, kemudian dia di angkat menjadi kaisar Perancis. Revolusi berhasil menguasai istana pada tanggal 16 Januari 1793 M. Raja Louis XVI dipenggal dengan pisau Guillotine, kemudian menyusul Maria Antoinette. Perancis dibawah pemerintahan revolusioner membentuk negara, dengan tentara milisi dipimpin Napoleon Bonaparte yang bersemboyan liberte, egalite, dan fraternette. Sedangkan, rakyat terus mengobarkan revolusi, mereka menyanyikan lagu Merseillaise menjadi lagu nasional Perancis sekarang. Dalam perjalanan revolusi, Napoleon Bounaparte jadi “sang Penyelamat”, menyelamatkan Perancis dari gempuran negara-negara berkoalisi, bahkan oleh rakyat lalu beliau diangkat jadi kaisar. Pada perang koalisi VI, tahun 1814, Perancis dikalahkan oleh pasukan koalisi dan Napoleon dibuang ke pulau Elba. Tahun 1815 Napoleon meloloskan diri dan terjadi perang koalisi ke VII, akhirnya Perancis bisa dikalahkan kembali dan Napoleon dibuang ke pulau St. Helena. Revolusi Perancis membawa pengaruh yang sangat luas, secara politis lahirnya paham-paham baru seperti liberalism, demokrasi, dan nasionalisme sebagai perkembangan dari semboyan revolusi liberte, egalite, dan fraternette. Penghapusan sistem ekonomi feodalis, terjadinya industrialisasi di Eropa akibat block kade ekonomi Inggris oleh Napoleon, dan Inggris kehilangan pasar di Eropa. Revolusi Perancis tidak cuma membawa pengaruh besar di daratan Eropa, tapi juga udah meluas ke berbagai benua sampai ke Indonesia. Dampak Revolusi Perancis Revolusi Perancis memberikan banyak dampak terhadap pemerintah Perancis sendiri ataupun negara lain, diantaranya yaitu 1. Bidang Politik Setelah terjadinya Revolusi Perancis, sistem politik di Perancis jelas terlihat. Dimana, kekuasaan absolut sangat dikecam oleh rakyat. Paham liberal juga muncul yang kemudian menyebar sampai ke penjuru dunia, seperti Spanyol, Jerman, Rusia, Austria, dan Italia. 2. Bidang Sosial Pada bidang sosial dampak yang terjadi yaitu stratifikasi sosial di negara Perancis udah dihapuskan, serta memberikan hak dan kewajiban yang sama terhadap seluruh rakyat. Kemudian, memberikan kebebasan dalam menentukan agama, pendidikan, dan pekerjaan. 3. Bidang Ekonomi Dihapusnya sistem gilde, yaitu sistem dalam peraturan perdagangan. Dengan dihapusnya sistem gilde ini, maka perdagangan dan industri dapat berkembang dengan cukup baik di Perancis. Selain itu, kehidupan petani juga mengalami peningkatan, karena dihapusnya pajak feodal. Petani juga diberikan hak untuk memiliki tanah. Dampak Revolusi Perancis pada Indonesia Salah satu wilayah yang terkena dampak positif dari Revolusi Perancis adalah Indonesia. Beberapa paham yang turut dijadikan sebagai penggerak untuk mencari jalan kemerdekaan dan kebabasan Indonesia, yaitu 1. Paham Demokrasi Pengaruh Belanda yang saat itu berkuasa di Indonesia, memutuskan kaum bumiputera harus mengikuti wajib militer untuk memperkuat keamanan. Mendengar hal itu, Budi Utomo lalu mengirimkan wakilnya yaitu Dwidjosewoyo buat melakukan perundingan dan negosiasi terhadap para pemimpin Belanda di Indonesia. Hasil negosiasi itu, pemerintah Belanda tidak jadi memberikan wajib militer bagi penduduk pribumi. Hal itu, lalu digantikan dengan pendirian Volksraad, yaitu Dewan Perwakilan Rakyat Hindia Belanda yang diresmikan 16 Desember 1916. Selain itu, bukti adanya paham demokrasi di Indonesia yaitu adanya tuntutan Indonesia berparlemen. 2. Paham Nasionalisme Paham nasionalisme muncul dan berkembang di daratan Eropa yang kemudian menyebar dengan cepat sampai ke Asia dan Afrika, salah satunya Indonesia. Salah satu organisasi Indonesia yang menganut paham nasionalisme adalah organisasi Budi Utomo. 3. Persatuan Revolusi Perancis bisa dikatakan berjalan dengan lancar yang disebabkan oleh adanya persatuan dari rakyat-rakyatnya. Hal itu, secara tidak langsung memberikan inspirasi bagi Indonesia untuk menumbuhkan sikap persatuan dalam perjuangan merebut kemerdekaan. Salah satu bukti awal lahirnya persatuan di Indonesia adalah digunakannya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Gimana ulasan diatas tadi? Sangat mudah dipahami kan? Itulah beberapa pembahasan lengkap mengenai Revolusi Perancis. Semoga pembahasan diatas, bisa membantu dan bermanfaat untuk kalian semua sobat 😀 Originally posted 2021-09-18 151458. rS6gNO.
  • 87n76kmdja.pages.dev/365
  • 87n76kmdja.pages.dev/12
  • 87n76kmdja.pages.dev/576
  • 87n76kmdja.pages.dev/208
  • 87n76kmdja.pages.dev/553
  • 87n76kmdja.pages.dev/581
  • 87n76kmdja.pages.dev/566
  • 87n76kmdja.pages.dev/7
  • berikut ini yang bukan merupakan penyebab revolusi perancis adalah