Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar kata âKesiapan Belajarâ? Bayangkanlah situasi berikut ini: Dalam pelajaran bahasa Indonesia, setelah menjelaskan dan memberikan kesempatan murid-muridnya untuk mengeksplorasi beragam teks narasi, bu Rustini meminta murid-muridnya membuat sebuah draf contoh teks narasi sendiri. Ia kemudian melakukan
Dinn Wahyudin Panggilan akrabnya Jois. Atau lengkapnya Johanes Brito Liko, Ia koteng guru muda yang dihormati kolega dan dicintai siswa muridnya di SMPK Immaculata Ruteng, Manggarai NTT. âKomitmen kami, pengabdian terbaik dan bikin generasi muda di Ruteng NTT, hendaknya menjadi generasi muda yang ulung, baik dalam kecerdasan spiritual, cendekiawan, emosional, dan sosialâ, demikian ditegaskan bungkusan Jois, dalam wanti-wanti WhatsApp yang dikirim. SMPK Immaculata terletak di kota kecil Ruteng, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai Tengah, Nusa Tenggara Timur. Sekolah asri, bersih dan nyaman ini didirikan oleh komunitas Susteran SSpS untuk mendidik generasi muda di Ruteng dan wilayah sekitar agar mereka menjadi pribadi nan unggul lakukan persiapan usia di pertengahan Abad 21. Begitu juga telah disampaikan Meo, Mahasiswa S2 Prodi Pengembangan Kurikulum FIP UPI nan sekali lagi Kepala SMPK Immaculata Ruteng bahwa ada lima misi sekolah yang sedang diupayakan para pemangku kemustajaban di sekolahnya. Yakni i membuat siswa pelihara nan beriman solid dalam menghayati nilai keagamaan yang dianut; ii takhlik pesuluh jaga agar mempunyai kecerdikan spiritual, akademikus, romantis dan sosial; iii meningkatkan perian kedisiplinan secara efektif; iv meningkatkan mutu pendidikan akademik nan berkualitas diberbagai bidang guna-guna pemberitaan dan teknologi serta berwawasan ekologis; v membusut jiwa persaudaraan serta ramah lingkungan dengan liwa ciptaan, v menciptakan lingkungan sekolah yang sehat, bersih, indah, nyaman dan membantu. Seia sekata dengan misi tersebut temperatur di SMP ini di tuntut untuk mengoptimalkan pesuluh didik untuk menjadi pribadi yang bakir menerapkan misi tersebut. Tekad kami para temperatur di SMPK Immaculata, lakukan terus membimbing para siswa di Ruteng Flores, agar mereka menjadi pribadi yang beriman dan memperoleh kompetensi nan layak. Di tengah keterbatasan yang ada, komitmen para pimpinan sekolah dan para guru agar siswa di Ruteng Flores bisa tersenyum penuh optimistik menghadapi dinamika kehidupan Abad 21 nan penuh tantangan. Budaya tempatan Salah suatu budaya lokal masyarakat Ruteng Manggarai adalah ungkapan Muku ca puâu neka woleng curup teu ca ambo neka woleng la. Muku bermanfaat pisang; puâu berarti rumpun. Sedangkan surup = musyawarah, lako =jalan, dan ambo= hubungan serumpun. Makna dari idiom bahasa tempatan etnis Manggarai tersebut yakni Jangan berselisih faham. Tak boleh ada persaingan subversif dalam semangat bermasyarakat. Falsafah itu lah yang dipegang tegar masyarakat setempat di Ruteng sampai ketika ini. Masyarakat Ruteng maupun awam Manggarai terkenal sebagai publik yang santun, belalah damai, dalam balutan religi Katolik yang kental. Privat masyarakat rasam Manggarai dikenal tiga idiom yang menjadi penciri masyarakat domestik Ruteng. Yaitu Muku ca puâu toe woleng curup kesatuan kata.pung ca tiwu neka woleng wintuk kesatuan tindakan. Teu ca ambong neka woleng lako kesatuan persiapan. Tradisi lokal itulah yang sampai saat ini terpelihara dan diterapkan masyarakat lokal di Manggarai. Yaitu jiwa nan menjunjung tahapan kekeluargaan, kebersamaan, dan guyub untuk menjaga kelestarian lingkungan. Ruteng kota mungil Ruteng, kota kerdil yang mungil di Flores. Di banding dengan daerah tamasya kota Labuan Bajo, nama Ruteng mungkin belum banyak dikenal. Ruteng kota mungil yang berhawa sejuk, asri, nyaman, dengan pepohonan yang rindang mendandani setiap pojok daerah tingkat. Kota kecil yang memiliki riwayat panjang di Flores, semenjak penjajahan Portugis dan Belanda lebih dari 3,5 abad dahulu. Jejak peninggalan para misionaris setakat sekarang masih tampak dengan dibangunnya banyak peribadatan gereja katolik di banyak ki perspektif kota. Bila sira menyekar ke Flores, mampir dan inap lah di kota boncel Ruteng yang elok dan ikonik. Rasakan hembusan dan semilir angin sejuk di pagi waktu. Cak bagi para wisatawan, cawis kembali sejumlah hotel dan bilang penginapan sederhana. Setiap tamu akan dimanjakan dengan suasana sejuk alami dan latar perbukitan yunior seolah membentengi kota Ruteng dari peluang amukan prahara nan menerpa. Rasakan semilir angin pagi ketika jogging selama jalan kota di pagi hari. Jangan lupa untuk mengesat keringat, mampir dulu di warung kopi tradisional yang banyak tersebar di pelosok jalan. Rasakan sensasi kue domestik khas Ruteng Kompiang. Kue kompiang ini penampilannya mirip onde-onde. Penduduk setempat menyebut roti Kompiang sebagai kue perpaduan dua budaya mixture cultures. Ialah kue tradisional persaudaraan Tionghoa dan kue setempat. Bentuknya bulat panjang, campuran tepung terigu, ragi, gula, payudara, incaran tempatan lainnya. Adonan ini biasanya dipanggang dalam keran tradisional. Cocok untuk penganan pagi atau sore dicelupkan puas minuman kopi memberahikan tipe arabika khas Manggarai. Varietas kas dapur lokal lainnya khas Ruteng yaitu Jagung Catemak. Diversifikasi kandungan ini tinggal populer di Manggarai karena provinsi ini terkenal sebagai penghasil wana jagung yang sangat potensial dan berkualitas baik. Jagung catemak ini seperti bubur jagung dengan campuran parutan labu, kacang petak, kacang hijau, dan bumbu lokal penyedap rasa. Rasakan kegemparan sayur jagung catemak ini. Aura rasanya sangat memanjakan lidah. Kingdom of Komodo Bila lawan teman bertempoh ke Labuan Bajo Flores NTT, sempatkan bilang hari untuk berkunjung ke Pulau Komodo. Tengok dan sapa penghuni sejati pulau tersebut. Komodo, binatang purba yang masih keteter. Penjelajahan berbunga Labuan Batu ke pulau Komodo dengan boat hanya beberapa jam saja. Maupun dari Ruteng masih perlu pengembaraan darat rendah lebih 90 km. Pulau komodo dan bilang pulau di sekitarnya merupakan habitat dabat komodo semangat. Dabat sebangsa kadal raksasa sisa zaman purba yang masih hidup. Komodo sangat dilindungi, karena populasinya yang semakin melandai. Konon kabarnya komodo masih kerabat damping Dinosaurus yang mutakadim punah. Bila dinosaurus sahaja bisa dilihat berbunga temuan tulang belulangnya, tidak hal nya dengan komodo. Binatang purba ini masih bisa berkuat usia ini dan ditemukan di beberapa pulau di Flores NTT. Al kisahan, puas tahun 1910, Letnan Jacques Karel Henri van Styen van Hensbroek mendapat tugas baru ke Flores oleh pemerintah kolonial Belanda. Ketika beliau bertugas di sana, beliau mendapat publikasi berpangkal masyarakat setempat bahwa banyak ditemukan âbuaya daratâ dimensi jumbo alias âbig land crocodilesâ. Binatang melata berukuran raksasa itu yang roh bawah tangan di pulau komodo dan pulau pulau sekitarnya. The 2017 menulis bahwa Komodo dragons are the last survivors of a group of huge lizards that ranged over much of Australasia. Kemudian Letnan Jacques berbuat pengiriman barang dengan mengambil foto dan menyembelih alat peraba sato tersebut. Hasil temuannya, ia kirimkan ke Pieter Ouwens yang ketika itu menjabat perumpamaan Direktur Java Zoological Museum dan Botanical Gardens Buitenzorg Tipar Raya Bogor. Hewan itu bukan âbuaya daratâ doang lebih menyerupai kadal raksasa huge lizards. Ouwens lantas melakukan serangkaian penelitian lanjutan dan menerbitkan laporan ilmiah tentang komodo si kadal raksasa dengan tanda latin Varanus komodoensis. Komodo merupakan satwa purba gana mayapada yang masih keteter. Semua pihak wajib menjaga kelestarian binatang purba nan sulit dan satu satunya di mayapada ini nan masih ada. Itulah sebagian katai keanekaragama budaya dan dabat di Manggarai Nusa Tenggara Timur. Tali peranti merosot temurun yang masih terjaga, adat istiadat yang tak lekang maka itu perlintasan zaman, termaktub masih âbersemayamnyaâ sato purba yang masih tercecer Komodo. Umum setempat juga teradat edukasi yang berkesinambungan. Mereka wajib bimbingan pendidikan dan pelatihan, tercantum bagaimana meningkatkan kognisi kolektif generasi remaja di NTT. Mereka wajib ditingkatkan pemberitahuan dan kemampuannya buat kala nanti yang lebih baik. Sebagaimana telah diungkap bungkusan Jois dan guru master di SMPK Immaculata Ruteng NTT, mereka ingin generasi muda NTT boleh tersenyum munjung optimisme dan berbesar hati menatap waktu depannya. Senyum manis Flores!
2. Burung Pemakan Nyamuk. Burung yang memakan nyamuk termasuk martin ungu, burung layang-layang, angsa, bebek, dan burung penyanyi migrasi. Biasanya, predator ini memakan nyamuk pada tahap dewasa dan tahap akuatik (larva). Martin ungu mungkin adalah burung yang paling terkenal sebagai pemakan nyamuk.